WELCOME TO MY BLOG !! Hope this Blog can help you :D

Cerpen tentang PERSAHABATAN


.

Kotak Merah

           


Kabut malam berlarian kesana kemari. Dingin malam yang merasuk menusuk tulang. Kini, menemani Caca yang sedang duduk meringkuk di pojok kamar, sambil menatap kotak merah yang tiba-tiba berada di tas sekolahnya. Caca merasa heran tentang kotak itu.  Dia tidak pernah meletakkan sebuah kotak kecil merah itu di tas sebelumnya. Caca bergumam hati "Gue ngga akan pernah membuka kotak itu, sebelum gue tahu siapa pengirimnya ". Tak terasa, waktu semakin larut, jam menunjukkan pukul 22.00 WIB .Caca pun segera beranjak tidur ..
Kring .. kring ... Bel alarm berbunyi, tapi Caca malah mematikannya, dan menarik selimut lagi. Tiga puluh menit kemudian, jam sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB. Mama berteriak-teriak membangunkan Caca. "Caca ... !!! Kamu sekarang ngga sekolah?!?! Bangun, bangun Ca !!" Teriak mama Caca sambil memasak di dapur. "Ya ma, lima menit lagi yaa .." sahut Caca lirih. "Cacaa .. !!! kamu tau ​​ngga ini jam berapa?!?!" Terian mama Caca sambil beralan menuju kamar Caca. Caca pun langsung melihat jam dengan kondisi mata setengah tertutup. "Ini kan lagi jam setengah enam ma .. "jawab Caca santai. "Hah?!? Setengah enam?!? Ini sudah jam setengah tujuh Ca !!" Teriak mama Caca sambil menarik selimut Caca. "Huuaahh !!! yang benar ma? Padahal masuknya jam tujuh ma .. Aduuhh .. gimana nihh ..." keluh Caca sambil mengambil handuk untuk mandi.
Hari ini, hari yang sangat menjengkelkan bagi Caca. Pertama, Caca masuk sekolah terlambat dan dihukum menulis saya tidak akan pernah lagi masuk telat seperti hari ini  sebanyak dua lembar. Kedua, Caca disuruh membersihkan toilet sekolah. Ketiga, Caca terpeleset di WC  sehingga bajunya kotor. "Adun.. baju gue jadi kotor gini sih.." keluh Caca ketika sedang duduk di depan kelas. "Kok bisa sih Ca?" Tanya Rara, sahabatnya. "Tadi gue kepeleset waktu mbersihin WC ra" Jawab Caca dengan wajah manyun. "Makannya, besok jangan terlambat lagi. Lo tahu akibatnya kan?" Jelas Rara. "Iya deh, besok gue ngga akan terlambat lagi." Sahut Caca sambil merangkul Rara.
Saat pulang sekolah, seperti biasa Caca dan Rara kembalipulang bersama. Mereka bersahabat sudah hampir dua tahun. Caca pun membuka pembicaraan. "Eh Ra, aku pengen ngasih tau lo sesuatu," kata Caca. "Hah? Apa Ca? Kasih tahu dong !!" jawab Rara penasaran. "Hahaha .. ada yang mendadak kepo nihh!" Sahut Caca sambil tertawa. "Eh, lo jangan bikin gue tambah kepo dong, kasih tau dong Ca .." Jawab Rara sambil garuk - garuk kepala. "Okelah ra lo kan sahabat gue. Ra, di tas gue kok ada kotak merah sih? Menurut lo, siapa ya yang ngasihin tu kotak di tas gue? Apa artinya coba?" Ujar Caca sambil menggaruk-garuk kepalanya. "Hah?!? Buka aja Ca" jawab Rara. "Gue sudah berjanji ngga akan buka tu kotak misterius, sampai gue tahu siapa pengirimnya" Jelas Caca. "Lo ngga akan tahu siapa pengirimnya kalo lo ngga membuka kotaknya Ca. Di dalamnya pasti ada nama pengirimnya Ca." Jawaban Rara sambil panik sendiri. "Ngga ah, gue tu ngga akan membuka kotak, siapa tahu ada bom di dalamnya." Caca menanggapi dengan santai. "Huh ?? Bom ?? Ngga mungkin Ca, masak bom sekecil itu sih, imposible Ca. "jawab Rara sambil menyedot jus yang ada di genggamannya. "Ah, tau lah .. Eh, jadi ngerjain tugas di rumah gue kan?" Tanya Caca. "Ya, jadi dong" jawab Rara sambil membuang sampahnya.
Mereka segera naik angkot yang berjurusan menuju rumah Caca. Di dalam angkot, mereka bercanda dan mengobrol satu sama lain, sehingga membuat angkot tersebut menjadi ramai. Tak lama kemudian, angkot sudah berada tepat di depan rumah Caca. Caca dan Rara segera membayar dan turun dari angkot.
Jam sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB, mereka langsung mengambil air wudlu, dan sholat Dzuhur berjamah. Setelah sholat, mereka segera mengerjakan tugas kelompoknya.
Tak terasa hari sudah semakin sore, saatnya Rara untuk berpamitan. "Ca, aku mau pulang ya. Udah sore nih," kata Rara sambil melihat jam tangannya. "Ngga sini dulu aja? Nanti gue anter deh." Jawab Caca. "Ngga ah Ca, aku pulang sekarang aja." Jawab Rara. "Okelah kalau begitu." Rara juga berpamitan kepada mama Caca. "Tante, Rara pulang dulu ya .." kata Rara sambil mencium tangan kanan mama Caca. "Ngga nanti aja Ra?" Sahut mama Caca. "Ngga ah tante, udah sore" Jawab Rara dengan senyum. "Okelah .. hati - hati di jalan ya Ra." Kata mama Caca. "Siap tante .."Sahut Rara sambil berjalan menuju pintu.
Sejak kemarin, setiap malam setelah belajar, Caca selalu memandangi kotak miserius merah itu. Dalam pikirannya, Caca bertanya-tanya, apa sih isi kotak itu? Dan siapa pengirimnya?. Tapi Caca sudah berjanji ngga akan membuka kotak merah itu sebelum mengetahui siapa pengirimnya.
Di kelas, ada teman Caca yang sangat pendiam. Namanya adalah Mia. Mia selalu duduk paling belakang di pojok kelas. Dia ngga pernah keluar kesana kemari. Jika istirahat, dia juga ngga jajan. Dia hanya duduk di bangku sambil membaca tulisan apa saja. Jadi, dia ngga punya teman satu pun di sekolah itu. Caca heran, mengapa Mia ngga menemukan teman?. Kenapa dia ngga pernah berbicara satu kata pun? Apa penyebabnya?. Kemudian, apakah di rumahnya dia juga diam?. Apakah dia juga ngga ada komunikasi dengan keluarganya?. Pertanyaan - pertanyaan itu yang selalu ada dalam pikiran Caca ketika Caca melihat Mia yang sedang diam di sudut kelas. Caca pernah mengajak bicara Mia, namun Mia hanya menggeleng, kalo ngga ya hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Teman  sekelas Caca juga sangat herah dengan sikap Mia yang sangat pendiam itu. Parahnya, di kelas, teman-teman cowok Caca sering mengejek Mia ​​sambil tertawa.
Hingga suatu malam, Caca sampai berpikiran jangan-jangan Mia yang meletakkan kotak merah di dalam tasnya. Tapi, apakah mungkin jika seorang pendiam seperti Mia melakukan hal seperti itu?. Tampaknya tak mungkin. Caca bergumam dalam hati sambil menatap kotak merah misterius itu.
Mentari pagi sudah mulai menampakkan diri. Seperti biasa, Caca berangkat ke sekolah tercintanya. Tapi sesampainya di kelas, ada sesuatu yang berbeda, tidak seperti biasanya. Setelah istirahat, Caca baru sadar, ternyata Mia tidak masuk sekolah. Lalu ada berita jika Mia mengalami kecelakaan, dan sekarang dia sedang dirawat di rumah sakit. Setelah pulang sekolah, Caca dan  Rara segera pergi menjenguk Mia di Rumah Sakit. 
Di rumah sakit, ada suatu keanehan. Mia mengajak bicara Caca. Hal yang mustahil terjadi, tapi terjadi. "Caca .." kata Mia lirih. "Ya? Kenapa Mia?" Jawab Caca dengan heran. "Sebenernya .. aku tahu siapakah pengirim kotak merah itu." Jelas Mia lirih. "Hah?kok kamu tahu tentang kotak merah? Jadi, siapa pengirimnya?" Tanggapan Caca yang sedang heran. "Iya Ca, aku tahu tentang kotak merah itu karena ..." Jelas Mia dengan mata berlinang. "Karena apa Mia?" Caca menjawab dengan sangat heran. "Karena .. karena akulah pengirimnya." Jawab Mia sambil meneteskan air mata. Seketika, Caca dan Rara tercengang. Tidak percaya kalau Mia yang memasukkan kotak merah misterius itu ke dalam tasnya. Caca langsung mengambil kotak merah, dan membukanya. Ternyata di dalam kotak ada sepucuk surat yang berbunyi,
Untuk Caca,
Ca, mungkin Kamu tidak akan pernah mengira jika aku menulis surat untukmu.
Selama ini, sikapku sangat pendiam. Tapi aku tidak tahan menjadi orang yang
pendiam. Aku sangat kesepian. Aku tidak punya teman. Sebenarnya, dulu aku ingin 
menjadi sahabatmu. Tapi, aku bingung bagaimana cara memberitahu kamu Ca.
Sehiingga aku menemukan cara dengan menulis surat ini.
Caca, aku pengen banget jadi sahabat mu. Semoga kamu menerima
harapan ku ini.
                                                                                                         Mia
Air mata caca tidak dapat ditahan, menetes membasahi kedua pipi Caca. Caca langsung memeluk Mia dan berkata "Saya mau kok jadi sahabatmu, Mia. Maafin aku jika selama ini aku ngga peka sama sikap kamu Mia."
      Suasana di ruang menjadi haru tapi bahagia. Sebagai seorang pendiam seperti Mia, mampu meminta bersahabat dengan Caca dengan cara yang sangat misterius. Akhirnya, sahabat Caca bertambah satu, yaitu Mia.

TAMAT


Your Reply